Penulis Indonesia, Eka Kurniawan Raih World Readers Award Lewat Novelnya




Ada kabar membanggakan dari Indonesia yang tertutupi peristiwa demo taksi dan angkutan umum di Jakarta kemaren Gan. Ternyata satu lagi anak bangsa Indonesia menorehkan prestasi di dunia lewat penghargaaan "World Readers" yang diperoleh oleh penulis Indonesia yakni Eka . Berikut beritanya

Jakarta -Usai kabar membahagiakan novel 'Man Tiger' atau 'Lelaki Harimau' Eka Kurniawan masuk dalam 'long list' The Man Booker International Prize 2016, kini giliran novel lainnya. 'Beauty is Wound' atau 'Cantik Itu Luka' berhasil memenangkan penghargaan perdana 'World Readers'.

Direktur penghargaan 'World Readers' Nury Vittachi mengatakan, suara-suara dari sastrawan Asia masih jarang terdengar di panggung dunia. "Tapi hari ini, kita mendeklarasikan perang terhadap mereka yang menyatakan sastrawan dan penulis di bagian timur dunia tidak bisa kaya, kuat, menyenangkan dan kreatif dalam dunia sastra," ujarnya, dikutip dari situs World Readers Award, Selasa (22/3/2016).
Penganugerahaan tersebut diberikan hari ini, 22 Maret, di depan ratusan orang yang hadir. Acara ini disponsori oleh Hong Kong Science and Technology Parks Corporation yang menekankan inovasi dan kreativitas manusia.

Dalam sebuah pernyataan yang diterima penyelenggara penghargaan, Eka Kurniawan mengatakan dirinya berbicara atas nama sastra Indonesia. "Aku di sini, berbicara lembut atas nama Indonesia di tengah dunia yang riuh," kata Eka.

Acara penganugerahan 'Cantik itu Luka' juga diberikan kepada penerjemahnya, Annie Tucker. Tucker menggambarkan novel Eka sebagai suara Jawa Barat yang khas, segar, dan baru bagi para pembaca. "Sekaligus membangkitkan pengaruh lokal termasuk kecerdasaan dan ruang lingkup teater wayang, cerita rakyat yang terkenal, horor Indonesia, dan seni bela diri bergenre fiksi," kata Tucker dalam pernyataan yang diterbitkan di PEN America.

Novel 'Beauty is Wound' diterjemahkan ke dalam 24 bahasa dan kritikus menyandingkannya dengan karya-karya Gabriel Garcia Marquez dan Fyodoor Dostoevsky. Sedangkan 'Man Tiger' dialihbasakan ke dalam 5 bahasa, dan di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 lalu, nama Eka Kurniawan menjadi salah satu highlight dalam pameran buku tertua dan terbesar di dunia tersebut.

Selain Eka Kurniawan, seorang penulis muda bernama Gabrielle Mei Ying Tse (16 tahun) juga berhasil memenangkan penghargaan. Ia meriah piala untuk kategori Penulis Muda Tahun Ini untuk cerita pendeknya 'Terracotta'.

A DARK AND EDGY novel from Jakarta has won the inaugural World Readers’ Award for author Eka Kurniawan.

The 40-year-old Indonesian author took the award with Beauty is a Wound, an extraordinary work that grips you from its electrifying first line:

“One afternoon on a weekend in March, Dewi Ayu rose from her grave after being dead for 21 years.”

YOUNG AUTHORS

A young writer, Gabrielle Mei Ying Tse, aged 16, won the Young Writer of the Year award at the same ceremony for her complex, multi-level short story, Terracotta.

Other young authors collected prizes for poetry, digital storytelling and creative non-fiction—and many brought their parents and teachers with them to share their moment in the spotlight. More than 90o entries were received.

“Today we declare war on any suggestion that people on the Eastern side of the planet cannot be richly, powerfully, delightfully creative in the world of literature,” said prize chairman Nury Vittachi.

FUTURISTIC VENUE

The prizes were presented today (March 22, 2016) inside a giant golden egg in front of hundreds of people. The event was sponsored by the Hong Kong Science and Technology Parks Corporation to emphasize that innovation is not about machines but about human creativity.

The futuristic venue in Hong Kong contrasted dramatically with the Indonesian village life presented in the winning book, showing the breadth of ways people live in modern Asia


Sebelum mendapat penghargaan ini, Eka Kurniawan juga pernah masuk dalam nominasi Man Booker Prize 2016 lewat novel Lelaki Harimau dan menjadi penulis Indonesia pertama Indonesia yang masuk dalam nominasi penghargaan tersebut.

Novel berjudul Lelaki Harimau (Man Tiger) karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan, masuk dalam nominasi penghargaan buku terkenal Inggris, The Man Booker Prize 2016.
Situs resmi The Man Booker International Prize mengumumkan novel karya penulis Indonesia Eka Kurniawan itu masuk dalam daftar pertama nominasi bersama 13 buku karya penulis dari berbagai negara.
Dewan juri telah memilih 13 buku tersebut dari 155 novel dari 12 negara dengan sembilan bahasa berbeda, termasuk novel A Strangeness in My Mind karya peraih Nobel sastra asal Turki, Orhan Pamuk.

Dalam wawancara dengan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, penulis kelahiran 1975 di Tasikmalaya, Jawa Barat, ini mengaku menerima informasi itu dari pesan tertulis yang dikirimkan teman-temannya pada Kamis (10/03) pagi.
"Teman-teman saya kirim SMS tadi pagi ketika saya antar anak saya sekolah," kata Eka Kurniawan, yang novel-novelnya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing.
'Pengin ngumpet...'
"Perasaan saya? Agak nervous, pengin ngumpet (sembunyi) saja," ujar pria lulusan Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1999 ini, seraya terkekeh.
Eka mengatakan, sebagai penulis, dirinya sudah terbiasa bekerja dalam suasana sunyi. "Ya, layaknya menjalani hidup seperti kayak pendeta. Saya terbiasa membaca buku sendiri, menulis sendiri, riset sendiri."
Dan, tiba-tiba dia dikejutkan kabar dari teman-temannya bahwa namanya masuk dalam nominasi awal Man Booker Prize 2016 pada Kamis pagi.
"Teman-teman saya bicara, dan telepon genggam saya hampir penuh pesan. Ini sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan," ujar Eka yang akan meluncurkan novel terbarunya berjudul O pada Minggu (13/03) nanti.
Campur aduk
Novel Lelaki Harimau (yang terbit pada 2004) berkisah tentang kasus pembunuhan di sebuah kota kecil. Sang pelaku pembunuhan membantah dirinya membunuh tetangganya. "Bukan aku yang melakukannya,” ia berkata dan melanjutkan, “Ada harimau di dalam tubuhku,” demikian potongan percakapan dalam novel itu.
"Ini novel campur aduk, ada novel psikologi, tapi di saat yang sama, ada aspek mitologi manusia harimau, ada metafora tentang politik. Ya... seperti kebiasaan novel saya selama ini yaitu ada sedikit campur aduk," ungkapnya.
Selain Eka Kurniawan, ada sejumlah penulis Asia dari Turki, Jepang dan Korea Selatan yang juga masuk nominasi penghargaan yang sama. Eka Kurniawan merupakan penulis Indonesia pertama yang masuk dalam nominasi penghargaan ini.
Sejauh ini, Eka telah menulis empat novel yaitu Cantik Itu Luka (2002), Lelaki Harimau (2004), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), serta O (2016).
Dia juga menulis sejumlah cerita pendek yang sudah dibukukan dan sebuah karya non-fiksi berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (1999).

Keren deh buat Eka Kurniawan. Bukunya bisa dapat penghargaan di luar. Semoga makin banyak penulis Indonesia yang juga bisa ikut ngeharumin nama Indonesia di bidang sastra

www.kaskus .co.id/thread/56f1fb1496bde68e358b4569/penulis-indonesia-eka-kurniawan-raih-world-readers-award-lewat-novelnya

Artikel Biar Tranding Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top