Aneh, Kepala BNPT Masih Bilang Siyono Terlibat Teroris, dan Densus 88 Ga Lakukan Kriminal



Kasus kematian panglima sekaligus komandan rekrutmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI), Siyono oleh anggota Densus 88 berbuntut panjang. Sejumlah pihak meminta Polri mengevaluasi Densus 88.

Kepala BNPT Tito Karnavian menilai Siyono tewas karena adanya kesalahan prosedur dari anggota Densus. Tito tidak setuju jika Densus dianggap telah melakukan tindak kriminal.

"Temuan dari Propam itu mereka melakukan kesalahan prosedur bukan kriminal. Prosedur di mana tidak cukup hanya satu orang di belakang plus tidak diborgol," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (14/4).

"Karena pengawalannya tidak cukup sehingga mengakibatkan ada kesempatan untuk melawan, melarikan diri dan melumpuhkan. Ketika melumpuhkan sebenarnya terjadi dengan tangan kosong ya, artinya satu lawan satu," tambah dia.

Dari catatan Densus, Siyono terlibat jaringan teroris. Bahkan, sejumlah saksi menyebut Siyono adalah pihak yang mengatur dan menyimpan senjata kelompok Neo JI.

"Dalam catatan Densus dia terlibat dalam jaringan yang sudah ada. Ada sekitar 13 orang yang menyebut nama dia termasuk pemegang senjata," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini pun menegaskan jika hasil autopsi yang menyatakan Siyono tidak melakukan perlawanan saat berduel dengan anggota Densus itu tidak bisa dibenarkan.

"Autopsi tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, autopsi hanya menjelaskan bahwa terjadi kekerasan, sebab mati karena apa dan kemudian kalau kita melihat bahwa sebab kematiannya patah segala macam dikarenakan benturan oleh kekerasan fisik oleh anggota yang menurutnya tangan kosong dan benturan itu dilakukan karena membela diri dengan tangan kosong," pungkas Tito.

Sumber : posmetro.info

Artikel Biar Tranding Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top