Ini Daftar Harga Baru BBM Pertamina




Daftar Harga Baru BBM Pertamina:

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengeluarkan surat edaran daftar harga bahan bakar minyak (BBM) umum dan BBM khusus di wilayah Marketing Operation Region III-nya.

Berdasarkan surat edaran bernomorseri 518/F13410/2016-S3 itu, harga BBM umum dan khusus mengalami perubahan di Region III Pertamina, yang terdiri atas 27 unit stasiun pengisian bahan bakar umum di Jawa bagian barat.

Harga baru yang tercantum meliputi sejumlah BBM umum dan khusus, seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, premium, solar/Biosolar Keekonomian, dan Pertamax Racing. Perubahan harga terhitung sejak pukul 00.00 WIB, Selasa, 15 Maret 2016.

Berikut ini daftar tarif baru BBM umum dan khusus Region III, juga rincian harga dasarnya, pajak bahanbakar kendaraan bermotor (PBBKB), serta pajak pertambahan nilai (PPN) daftar tersebut.

Jenis BBM-BBK / Harga Dasar (Rp per liter) / PBBKB (Rp) / PPN (Rp) / Harga Jual (Rp per liter):

Pertamax Plus / 7.521 / 376 / 752 / 8.650

Pertamax / 6.739 / 336 / 673 / 7.750

Pertamina Dex / 7.478 / 373 / 747 / 8.600

Premium / 6.130 / 301 / 613 / 7.050

Pertalite / 6.347 / 317 / 634 / 7.300

Solar, Biosolar Keekonomian / 6.217/ 310 / 621 / 7.150

Pertamax Racing, Pail / 47.391 / 2.369 / 4.739 / 54.500

Pertamax Racing, Bulk /31.304 / 1.565 / 3.130 / 36.000

Harga Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex yang dimunculkan Pertamina di wilayah Jawa Barat mengalami penurunan dibanding harga yang diumumkan sebelumnya.

Per 1 Maret 2016, harga Pertamax sebesar Rp 8.050 per liter, PertamaxPlus Rp 8.850 per liter, dan Pertamina Dex Rp 8.800 per liter. Sedangkan pada 15 Maret 2016 ini, harga dievaluasi menjadi Pertamax Rp 7.750, Pertamax Plus Rp 8.650, dan Pertamina Dex Rp. 8600.

Di DKI Jakarta, harga tiga jenis BBM tersebut turun, meski tak signifikan. Per 1 Maret 2016, harga Pertamax diJakarta Rp 7.950, Pertamax Plus Rp 8,850, dan Pertamina Dex Rp 8.800. Angka itu berubah pada 15 Maret 2016 menjadi Pertamax Rp 7.750, Pertamax Plus Rp 8.650, dan Pertamina Dex Rp 8.600.

Harga BBM hingga Tarif Listrik Kompak Turun

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia belum juga menunjukkan kekuatannya seperti di tahun-tahun lalu. Harganya terus naik turun di kisaran US$ 30 per barel. Banyak perusahaan terdampak karena kondisi ini.

Lebih jauh lagi, penurunan harga minyak berpengaruh pada harga energi yang lain. Yang berdampakn langsung adalah untuk harga bahan bakar minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) mengevaluasi harga BBM yang dijualnya.

Setiap dua pekan sekali, harga BBM seperti Pertamax dan Pertalite mengalami penyesuaian. Hari ini, kedua produk tersebut mengalami penurunan harga.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan penyesuaian harga kedua produk tersebut adalah wewenang dari perseroan, tanpa intervensi pemerintah.

"Iya, Pertamax dan Pertalite. Kalau yang wewenang kami ya kami sesuaikan," katanya beberapa waktu lalu.

Selain harga BBM, tepat hari ini juga, tarif dasar listrik juga mengalami penurunan. ‎PT PLN (Persero) menurunkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk 12 golongan pelanggan pada Maret 2016 ini.

Pertamax dan Pertalite turun harga

Pertamina menurunkan harga dua produk BBM-nya yaitu Pertamax dan Pertalite. Harga tersebut efektif berlaku pada 1 Maret 2016, setelah mengalami pengkajian dan penyesuaian elihat faktor seperti harga minyak dunia.

Pertalite, turun harga dari Rp 100 per liter menjadi Rp 7.600 dari harga sebelumnya rp 7.500 per liter.

Sementara Pertamax 92, turun lebih besar yakni Rp 200 per liter menjadi Rp 7.950 dari harga sebelumnya Rp 8.150 per liter.

Selain itu, Pertamax 95 alias Pertamax Plus juga mengalami penurunan sebesar Rp 200 per liter mdari 9.050 menjadi Rp 8.850. Kemudian Pertamina Dex mengalami penurunan sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 8.800 dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

Petugas SPBU 34-12512 di Kawasan Pejaten Jakarta, Ola, mengatakan penurunan harga tersebut berlaku mulai 1 Maret pukul 00.00. "Harga turun mulai, pukul 00.00 tadi," kata Ola saat berbincang dengan Liputan6.com.

SPBU asing turut banting harga

Selain Pertamina, dua SPBU asing yang beroperasi di Indonesia juga kompak menurunkan harganya.

Perusahaan minyak Shell menurunkan harga poduknya. Pantauan pada SPBU perusahaan minyak asal Belanda tersebut di Kawasan Pejaten, Shell membanderol BBM jenis Super Rp 8.150 per liter, V-Power Rp 9.100 per liter, dan Diesel Rp 8.800 per liter.

Sedangkan dibanding pantauan harga sebelumnya Super Rp 8.350‎ per liter, V-Power Rp 9.350‎ per liter dan Diesel Rp 9.250‎ per liter.

Tak mau kalah dengan dua pesaingnya. PT Total Oil Indonesia juga menurunkan harga BBM. Pantauan pada SPBU Total di Pejaten, perusahaan minyak asal Prancis tersebut mematok BBM jenis. Performance 92 seharga Rp 8.150 per liter, Per‎formance 95 Rp 9.100 per liter, dan Performance Diesel Rp 9.000 per liter.

Harga sebelumnya, Performace 92 sebesar Rp 8.250 per liter, Performance 95 Rp 9.150 per liter dan Performance Diesel Rp 9.250 per liter.

Harga BBM seharusnya Rp 5.000 per liter

Ekonom menilai penurunan harga minyak dunia juga harus diikuti oleh penurunan harga BBM di dalam negeri. Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, meramalkan harga minyak dunia akan terus terkapar di kisaran US$ 20-40 per barel sepanjang tahun ini.

Juniman memproyeksikan harga minyak dunia akan bergerak melemah pada rentang US$ 20 sampai US$ 40 per barel. Saat ini harga jual minyak dunia di pasar internasional bertengger di level US$ 32 per barel.

Dengan perkiraan tersebut, Juniman menilai ruang penurunan harga BBM subsidi maupun non-subsidi masih terbuka lebar. Jika pergerakan harga berada di kisaran US$ 30 per barel, maka ia memperkirakan pemerintah akan kembali menurunkan harga jual BBM Premium dan Solar di Maret 2016 untuk ditetapkan 1 April 2016.

"Jadi pemerintah perlu meng-adjust harga BBM, dong, karena di negara lain di dunia saja trennya menurunkan harga BBM.
Kalau harga minyak dunia US$ 30-an per barel sampai akhir tahun, maka harga Premium harusnya bisa jadi Rp 5.000-Rp 6.000 per liter. Jadi jangan ditahan," ia menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksikan hal yang sama terkait penurunan harga BBM di April 2016. Penyesuaian harga jual tersebut akan ikut menekan harga-harga pangan dan produk dalam negeri, sehingga pergerakan inflasi lebih rendah di 2016.

"Besaran penurunannya tergantung pemerintah karena mereka juga mau menerapkan dana ketahanan energi yang sangat penting buat kita. Kalau sewaktu-waktu harga minyak dunia naik lagi, dana itu bisa digunakan untuk menahan kenaikan harga BBM sudah tidak terlalu tinggi," tuturnya.


Tarif listrik juga turun

PT PLN (Persero) menurunkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk 12 golongan pelanggan pada Maret 2016 ini. Para pelanggan listrik PLN tersebut memang sudah tidak mendapat subsidi dan skema tarif yang berlaku adalah menyesuaikan (adjustment) dengan harga minyak, nilai tukar rupiah dan inflasi.

Seperti yang dikutip oleh dari informasi PT PLN (Persero), tarif listrik untuk tegangan rendah pada Maret 2016 adalah Rp 1.355 per kilo Watt hour (kWh). Tarif tersebut turun Rp 37 dari tarif pada Februari 2016 yang tercatat Rp 1.392 per kWh.

Golongan pelangan Tegangan Rendah meliputi:

- Rumah Tangga R-1 daya 1.300 VA
‎- Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 VA
- Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA
- Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas
‎- Bisnis B-2/TR daya 6.600VA sampai dengan 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA
‎- Penerangan Jalan Umum P-3/TR‎.

Sedangkan tarif tegangan menengah pada Maret 2016 tercatat Rp 1.042 per kWh. Tarif tersebut turun dari tarif Februari 2016‎ yang dipatok di angka Rp 1.071 per kWh.

Golongan Tegangan Menengah meliputi:‎

- Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA
‎- Industri I-3/TM daya di atas 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-2/TM daya di atas 200 kVA.

Untuk tarif tegangan tinggi pada Maret 2016 ini dipatok di Rp 933,26 per kWh. Tarif tersebut juga mengalami penurunan Rp 11 per kWh, jika dibandingkan dengan tarif pada Februari 2016 yang tercatat Rp 959 per kWh.‎

Golongan Tegangan Tinggi meliputi:‎‎

- Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas.

Sebab tarif listrik turun

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, tarif listrik bagi industri dan bisnis yang mengikuti mekanisme tariff adjustment pada Maret kembali diturunkan seiring penurunan harga minyak bumi (ICP).

Semula harga ICP tercatat sebesar US$ 35,48 per barel pada Desember 2015, kemudian turun pada Januari 2016 ini menjadi US$ 27,49 per barel.

"Semakin rendahnya tarif listrik bagi industri dan bisnis skala menengah dan besar ini tentunya diharapkan berdampak positif bagi meningkatnya daya saing industri terhadap produk impor, dan semakin bergairahnya dunia usaha," kata Benny saat berbincang dengan Liputan6.com.

Penyebab lain penurunan tarif listrik di Maret ini, relatif tetapnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari Rp 13.855 per dolar AS pada Desember 2015 menjadi Rp 13.889 per Januari 2016.‎

Kemudian besaran inflasi yang turun dari 0,96 persen pada Desember 2015 menjadi 0,51 persen pada Januari 2016.

"Dua belas golongan tarif pada Maret 2016, yang mengikuti mekanisme tariff adjustment, turun antara Rp 26 hingga Rp 41 per kWh dibanding bulan Februari 2016," jelas Benny.

Menko Darmin Beri Sinyal Harga BBM Tak Naik Sepanjang 2016

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperkirakan pergerakan inflasi bakal lebih rendah di kisaran 4 persen di tahun ini. Proyeksi tersebut salah satunya melihat perkembangan harga minyak dunia dan minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sepanjang 2016.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution dalam acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mengungkapkan, laju inflasi sangat ditentukan pergerakan harga pangan dan harga produk atau barang yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM).

"Kita berada dalam situasi harga minyak dunia dan ICP yang melemah. Paling tidak tahun ini, kita tidak mengalami risiko tarif (BBM) naik, malah bisa-bisa turun," tegas Darmin di Gedung BTN, Jakarta, Rabu (2/3/2016).

Dengan situasi tersebut, ia optimistis pemerintah dapat mengendalikan laju inflasi bergerak dalam level rendah. Pemerintah memasang target inflasi 4,7 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, sementara Bank Indonesia memproyeksikan inflasi 4 plus minus 1 persen.

"Tahun ini pemerintah akan mampu mengendalikan inflasi pada angka 4 persen. Mungkin juga di bawah itu," ucap Darmin.

Terpisah, Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengatakan, rendahnya harga minyak dunia merupakan kabar baik bagi Indonesia untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Ia meramalkan rata-rata harga minyak dunia akan berada pada kisaran US$ 37 per barel di 2016.

"Sayangnya rakyat Indonesia kurang menikmati pelemahan harga minyak dunia. Justru yang terjadi kesenjangan harga antara BBM di Malaysia dengan Indonesia," ujarnya.

Faisal mengaku, harga BBM jenis Pertamax Plus di Malaysia saat ini dijual Rp 5.943 per liter. Sementara di Indonesia dibanderol Rp 8.950 per liter sehingga ada perbedaan Rp 3.000 per liter.

Meskipun begitu, katanya, anjloknya harga minyak dunia menolong Indonesia dari sisi penghematan impor minyak mentah dari sebelumnya defisit US$ 26 miliar menjadi US$ 14 miliar pada 2015. Penghematan tersebut mampu mendorong penguatan kurs Rupiah.

"Defisit transaksi berjalan kita juga turun dari 3,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 2,1 persen karena tertolong harga minyak. Juga membantu transaksi perdagangan bulanan Indonesia yang terus mengalami surplus di 2015," tandas Faisal.

www.kaskus .co.id/thread/56e78890c1cb176e248b456e/ini-daftar-harga-baru-bbm-pertamina

Artikel Biar Tranding Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top