Pemuda yang " Terpaksa " Menjalankan Wasiat Bapaknya
Bandar Lampung - 29 februari 2016
Kali ini ijinkan saya yang ingin mengajak Anda semua untuk sejenak berkelana, menengok sepotong kisah pemuda yang menjalankan amanat bapaknya.
Seperti biasa setiap jam 07. 00 pagi seorang pemuda dengan semangat mendorong gerobak kios mini miliknya dari kontrakan kecil menuju tempat dimana ia biasa berdagang. Tepatnya di area depan sebuah toko buku dan rumah makan di jalan Raden Intan Tanjung karang pusat kota Bandar Lampung. Pemuda ini akrab di sapa Daud. Pemuda yang lahir pada 10 desember 1993 yang silam ini, kini berprofesi sebagai pedagang kios kecil - kecilan.
Semenjak dua bulan yang lalu tepatnya mulai tanggal 7 januari, Daud memutuskan untuk melanjutkan usaha kecil- kecilan milik abahnya tersebut. Sebelumnya memang gerobak kios mini itu adalah usaha yang di rintis dan di jalankan oleh abahnya. Sedangkan ibunya sudah lama mendahului nya menghadap Yang Kuasa. Ada kisah menarik di balik keputusan Daud untuk melanjutkan usaha gerobak kios mini ini. Dan beruntung penulis di perbolehkan untuk mendengar kisah itu dan membagikannya kepada para pembaca.
Awalnya memang gerobak kios ini adalah rintisan yang di buat oleh abahnya sekitar 10 tahun yang lalu. Dari awal berdagang sampe sekarang tempat stay nya memang tidak pernah berpindah. karena itu Daud mengatakan bahwa kios mini nya ini sudah banyak pelanggan tetap semenjak dari abahnya berdagang dulu.
Daud mengatakan bahwa awalnya dia sempat malu saat abahnya memintanya untuk menjaga kios mini ini atau saat di minta untuk membantu mendorong gerobak menuju tempat biasa berdagang.
" ya sempet malu bang, karna waktu itu kan jiwa abg saya masih gede, jadi rasanya gengsi kalo mau ngedorong gerobak apalagi daerah sini kan jalan protokol bang, rama banget. belom lagi kalo ketemu teman " ucap Daud dengan sedikit tersenyum.
Ia bercerita bahwa dulu memang ia merasa malas dan enggan untuk membantu abahnya. Karena saat itu "jiwa main" nya sebagai anak muda masih menguasainya, karena itu dia lebih banyak bermain dan sering meninggalkan abahnya berdagang sendirian. Perlu di ketahui Daud dengan abahnya tinggal di sebuah kontrakan kecil di gang sempit tak jauh dari tempat bergadang. Daud mengatakan bahwa pikiran egonya sering sekali mengajak nya untuk bermain daripada membantu abahnya berdagang. Padahal abahnya saat itu bisa di bilang sudah lansia untuk beraktifitas mendorong gerobak dan stay dari jam 7 pagi dan pulang jam 11 terkadang juga sampai jam 12 malam.
Hal ini terus berlangsung sampai suatu kejadian merubah pikirannya. Tepatnya pada tanggal 28 desember 2015 menjelang tahun baru kemarin sang abah telah menyusul ibunya untuk menghadap ke Yang Maha Kuasa. Kini Daud telah hidup sendiri, benar - benar sendiri tanpa ada sanak keluarga.
" Semenjak abah gak ada itu bang saya jadi mulai terbuka pikirannya, dan menyesal juga. Kenapa gak dari dulu saya bantu saja abah, dan belajar berdagang kaya abah padahal saya tau kalo abah sudah tua. kekuatannya pas dorong gerobak aja keliatan ngoyonya. seminggu setelah abah gak ada, saya cuma di kontrakan bang termenung, entah apa yang saya pikirkan, menyesal pastinya dan banyak pikiran macam - macam menghampiri. menyesal sudah egois gak bantu abah dulu pas masih ada, sekarang pas udah di tinggal gini ya cuma bisa menyesal sendiri, aplagi saya sendirian bang gak ada keluarga lagi. " ucap Daud kepada penulis.
Daud bercerita di saat dia sendiri itulah beberapa tetangga dan teman kenalanya memberikan support dan juga nasehat agar dia melanjutkan usaha kecil - kecilan milik abahnya.
"eman - eman sudah banyak pelanggan dan juga saya mau makan apa kalo gak dagang la wong saya sendirian bang. selain itu juga untuk sedikit menebus kesalahan saya gak bantu abah dulu" ucap Daud.
Begitulah akhirnya dia melanjutkan dagangan dan menjalankan wasiat sang abah meskipun sang abah tidak sempat mengatakanya. Daud mengatakan semenjak berdagang dia baru mengetaahui bahwa sebenarnya tidak sulit juga dan hasilnya cukup lumayan. meskipun dia hanya mengambil sedikit untung dari setiap barang yang dijualnya, ada yang hanya 250 perak ada juga yang 500 sampe 1000 rupiah per barangnya. bisa di bilang kios mini miliknya ini memberi harga miring di banding kan kios dagang lainnnya. mungkin ini yang membuat kios mini miliknya ini banyak para pembelinya.
Barang dagangannya pun bisa di bilang cukup lengkap, ada snack makan ringan, rokok, minuman - minuman kaleng maupun botol, minuman sachet juga ada, dan juga beberapa obat - obat an untuk sakit ringan. Daud mengaku para pelangganya kebanyakan adalah para karyawan yang bekerja di kantor -kantor dan toko di sekitar tempat dagannganya itu.
" alhamdulillah ada aja yang beli bang, sudah ada yang langganan juga kok orang - orang sini, lumayan lah hasilnya bisa buat muterin modal dan lebihnya untuk saya makan sehari - hari" ucapnya.
Ia menambahkan sesekali ia menjadi tukang parkir para pengunjung toko dan rumah makan yang memang ada di sekitar tempatnya berdagang. lumayan untuk menambah hasil harian katanya.
Begitulah kisah si Daud ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah di dalamnya. Bagi para pembaca yang masih memiliki orang tua janganlah sekali - kali merasa malas untuk membantu pekerjaan orang tua apapun itu. Karena ketika mereka sudah tidak ada dan tidak meminta bantuan kita lagi, di saat itulah kita akan menyesal. Dan penyesalan tentu saja tidak akan membuat mereka kembali.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga sedikit kisah dari narasumber si Daud ini bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya. Sebagai catatan : narasumber sudah menyetujui kisah dan fotonya di muat dalam artikel ini.
Penulis ucapkan terima kasih bagi Anda yang sudah berkenan membaca artikel ini dan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya bagi Daud selaku narasumber.
www.kaskus .co.id/thread/56d3ea15d89b09e1558b456b/pemuda-yang-quot-terpaksa-quot-menjalankan-wasiat-bapaknya
0 komentar:
Posting Komentar