WASPADA!! Es Teh Campur Limbah di Monas
Satpol PP Jakarta Pusat menangkap Hengky, seorang pedagang es teh yang proses pembuatannya dicampur air limbah dari Stasiun gambir. Warga Johar Baru itu itu menggunakan limbah mengalir dari pipa paralon yang merupakan drainase rel kereta.
Sebelum disajikan di gelas plastik yang diberi es batu, pedagang menuangkan teh yang telah dilarutkan di dalam jeriken ukuran sedang.
"Jerikennya juga kalau kita lihat enggak layak buat simpen minuman, kotor. Baru kemudian dicampur dengan air limbah tadi," kata Kasatgas Pol PP Kecamatan Gambir, Harry Apriyanto, kepada merdeka.com, Jumat (11/3).
Saat penangkapan dilakukan, memang hanya ada satu pedagang di lokasi yang sedang meracik teh. Tapi mereka yakin banyak pedagang es lainnya di sekitar Monas melakukan hal sama.
Dalam amatan petugas, pedagang ini selalu muncul dari Taman Chairil Anwar di kawasan Jl Veteran. Biasanya, mereka dagang di kawasan Jl Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat.
"Mereka nenteng-nenteng dagangan es dengan nampan dimodifikasi bolong-bolong sesuai ukuran gelas. Selama ini selalu kita bersihkan, kita amankan dagangannya, tapi makin lama makin banyak (pedagang), kita penasaran bikinnya di mana, mereka datang dari Taman Chairil Anwar, deket es krim Ragusa," jelasnya.
Di taman itu, mereka melakukan produksi. Air drainase itu sebelumnya ditampung di toren bekas dan kotor. Lalu dimasukkan es.
Ke depan, kata dia, rencananya petugas akan mengecek dagangan tukang kopi keliling atau starling. Apakah bahan yang digunakan aman atau juga menggunakan limbah.
"Ini yang selanjutnya kita telusuri" pungkasnya.
Satpol PP Jakarta Pusat saat mengamankan es teh bercampur limbah pedagang minuman di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (11/3).
Petugas Satpol PP menunjukkan tempat para pedagang penjual minuman membuat es teh.
Selain menggunakan air mentah, pedagang menjual minuman pakai air tetesan rel kereta api.
Di bawah jembatan KRL dekat Masjid Istiqlal, petugas Satpol PP Jakarta Pusat menunjukkan lubang paralon yang menjadi sumber air tetesan rel kereta api yang dipakai untuk membuat es teh.
Petugas menunjukkan jeriken yang berisi air limbah tetesan rel.
Sepintas tampilan es teh itu terlihat tak mencurigakan. Pedagang biasa menjualnya dengan harga Rp 5000 per gelas.
Petugas membawa sejumlah es teh daro lokasi tetesan rel di kolong KRL dekat Masjid Istiqlal.
Petugas Satpol PP mengamankan sebuah drum yang menjadi tempat penampungan air limbah milik pedagang penjual minuman es teh.
www.kaskus .co.id/thread/56e290e5a09a39ce0f8b456b/waspada-es-teh-campur-limbah-di-monas
0 komentar:
Posting Komentar